Senin, 29 Oktober 2012

pengalaman pertama birding competition


Kamis, 16 februari 2012. Tepat jam setengah 5 pagi, aku berangkat ke stasiun Tulungagung. Sembari menunggu kedatangan dulur -dulur Arismaduta (mbak deny, mbak mul dan mas wira) aku ngantre tiket kereta. Setelah melewati antrian yang yaaaaaaaaaaaaa lumayan panjang, akhirnya tiket jurusan Surabaya pun ada di genggaman tangan. Horeeeeeeeeee :D
                Butuh sedikit kesabaran menunggu munculnya batang hidung mereka bertiga. Dan eng ing eng. Satu orang dengan ransel gedhe nongol – mbak deny. Lima menit kemudian mas wira menyusul. Pas asik ngobrol eeeeeeeeeeeh suara petugas stasiun berbunyi dengan nyaringnya. “mohon perhatian bagi para calon penumpang, kereta jurusan Surabaya akan tiba sebentar lagi melewati jalur 2. Sekali lagi……………..”
Aku paniiiiiiiiiiik, karena mbak mul belum juga muncul. “eh mbak piye iki, mbak mul nandi?” kataku dengan nada panik. “lhoh bukane wes numpak teko stasiun sumbergempol ta?” . “oooooooooo” jawabku.
                Kami bertiga pun segera cap cus menuju kereta ketika kereta sudah berada di depan mata. Kusapu pemandangan di sekitar. Waaaah benar, ternyata mbak mul sudah duduk manis di kursinya.
                Tiga, empat, dan lima jam kemudian akhirnya sampai juga di stasiun Gubeng. Berpisahlah kami bertiga – aku mbak deny dan mbak mul – dengan mas wira. Tanpa membuang waktu kami segera berjalan menuju kostnya mbak amel. Istirahat dan bermalam, karena lomba baru akan dimulai hari esok jam sepuluh pagi. Oke daaaah setelah naik len terus jalan kaki, akhirnya nyampek juga di kediaman saudara amel. Tanpa obral-obrol langsung kurebahkan tubuhku di kasur karena perjalanan yang cukup melelahkan.
                Jum’at 04.00 WIB. Segera aku melaksanakan kegiatan rutinan setiap pagi. Dan rasanya udah gak sabar pengen cepat sampai di ITS. Terus breafing dan lomba birdwatching. Hmmmmmmmmmmm ternyata kami udah sedikit telat. Pembukaan lomba water bird watching race 2012 telah dibuka lima menit yang lalu di lantai 3 gedung H – fakultas biologi. Lhaaah gak apalah. Malah seneng kok bisa dapat tempat duduk paling depan :D
                Lima belas menit berlalu, breafing pun selesai. Dan berhubung hari Jum’at. Akhirnya para peserta dibolehkan istirahat dulu bagi yang putri sedangkan yang putra seperti biasanya melaksanakan sholat Jum’at. Setelah bla bla bla selesai, akhirnya sampailah pada acara selanjutnya – kompetisi pun dimulai.
Rute pertama birding yang kami tuju adalah sekitar gedung G. ketemu sama delimukan zamrud yang lagi bertengger di atas pohon gedhe. Kemudian berlanjut ke arah timur dan berakhir di hutan kampus. Wuuuuuuuuuuih mantap, akhiranya aku bisa melihat Ardeola speciosa yang lagi jalan-jalan di atas jerami. Tak lama kemudian ketemu sama Ixobrychus sinensis. Sekitar jam setengah empat sore kami meluncur ke Masjid untuk menunaikan sholat Ashar. Selesai sholat langsung capcus menuju gedung H. mengecek kembali list-list burung yang ada di skets book dan mengumpulkan skets book ke panitia yang bertugas. Acara selanjutnya adalah kuis, yang terdiri dari tebak suara, tebak gambar dan pengetahuan umum. Kami bertiga langsung mengambil posisi duduk di barisan nomor dua dari depan.
Hari kedua – 18 februari 2012 – pengamatan burung bertempat di muara sungai porong. Jadi pagi-pagi sekali peserta sudah digiring menuju kendaraan yang telah disediakan oleh panitia. Perjalanan menuju muara sungai porong lumayan lama dan kami juga sempat terjebak kemacetan. Sampailah kami di dermaga utama tepat pukul 10.00 WIB. Subhanaallah pemandangan yang sungguh indah. Bentangan sungai dengan hutan bakau di sepinggir aliran sungai membuat suatu panorama yang cukup membuat mata menjadi melongo. Mantaaaaaaaaaaap!!!!
Dari dermaga utama menuju mudflat – daratan dari endapan lumpur yang cukup luas di tengah sungai – menggunakan perahu yang telah disediakan oleh panitia. Namun, karena dirasa mudflat cukup berbahaya maka kami memutuskan untuk mengambil lokasi pengamatan di pulau buatan. Berjam-jam kami melakukan pengamatan dengan teknik capuran – diam dan bergerak – di pulau tak berpenghuni itu . Hasilnya lumayan memuaskan. Kami menemukan 29 jenis burung. Dan yang membuat kami bangga adalah ketika kami bisa melihat sepasang burung pecuk dengan jarak pandang yang sangat dekat kira-kira 5 m. pengamatan kami akhiri pukul 16.00. kembali ke dermaga utama menggunakan perahu yang sama.
                Kagiatan malam terakhir adalah makrab – malam keakraban. Sedikit gerimis tidak membuat suasana menjadi redup. Ditemani dengan semangkuk wedang ronde, semua peserta bergantian menceritakan pengalamannya ketika sedang pengamatan. Waaaaah nambah ilmu juga ini :D. dan waktu makrab ini tidak saya buang sia-sia begitu saja. Saya sempatkan berkenalan dengan team dari papua. Kalau gak salah namanya George, Junior dan Arif. Hebaaaaaaaaaaaat!!! Junior ini adalah satu-satunya peserta termuda, dia masih SMP.  Aku juga sempat mengabadikan perkenalan itu dengan jepretan kamera. Sebenarnya masih banyak yang ingin kami omongkan, tapi berhubung malam semakin larut perkenalan hanya sampai di sini saja. Semoga bisa ketemu lagi dan ngobrol-ngobrol lebih banyak lagi.
                Haripun berganti, Minggu 19 Januari 2012. Saatnya pengumuman pemenang lomba WBWR 2012. Jantung semakin berdebar ketika MC berkata “dan juara pertama diraih oleh………….” Duaaaaaaaar. Masih belum beruntung, bukan nama team kami yang disebutkan. Tidak apa-apa kami tidak berkecil hati, masih banyak kesempatan lain di lain hari. Yang jelas pengalaman pertama birding ini tidak akan saya lupakan.
Thanks to  mbak Deny Nurwahyuni dan mbak Tri Mulyatin telah menjadi anggota team yang hebat :)

pengamatan di hutan kampus ITS

muara sungai porong-dijepret dari dermaga utama-

pengamatan di pulau buatan-muara sungai porong-

skets book

pengamatan di pulau buatan

pengamatan di pulau buatan

perjalanan menuju dermaga utama

foto bersama team dari papua

foto bersama seluruh peserta WBWR 2012

teknik dasar navigasi darat



            Navigasi adalah teknik untuk menentukan posisi atau kedudukan beserta arah perjalanan.  Adapun peralatan navigasi yaitu kompas, protaktor dan numerator, peta, penggaris dan bolpoin warna.

PETA
 adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu system proyeksi. Menurut kategori skalanya peta dibagi menjadi tiga bagian, yaitu peta dengan skala kecil (1:1.000.000), menengah (1:250.000 atau 1:100.000) dan besar (1:50.000 atau 1:25.000). nah, peta yang digunakan untuk navigasi pada umumnya adalah peta topografi.Yaitu peta yang menggambarkan fitur medan dengan cara yang terukur (garis kontur), serta posisi horisontal untuk fitur yang diwakili. Posisi vertikal, atau bantuan, biasanya diwakili oleh garis kontur pada peta topografi militer. Pada peta yang menunjukkan relief, ketinggian dan kontur diukur dari bidang daerah ukur vertikal tertentu, biasanya permukaan laut.
Yang dimaksud dengan garis kontur sendiri adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama di atas permukaan laut.
Adapun sifat dari garis kontur adalah:
a)      Tidak pernah terputus
b)      Tidak pernah berpotongan
c)      Garis kontur yang lebih rendah selalu mengelilingi yang ketinggiannya lebih tinggi, kecuali danau atau kawah.
d)     Beda ketinggian dari garis kontur adalah tetap, walau kerapatan garis kontur tsb selalu berubah-ubah.
e)      Semakin rapat garis kontur semakin terjal
f)       Semakin renggang garis kontur semakin landai

Sebelum belajar navigasi lebih lanjut, alangkah pentingnya kita mengenal komponen-komponen peta dahulu. Agar tidak menjadi buta saat membaca peta. Berikut komponen penting peta:
      a)      Judul peta: menyatakan lokasi peta itu sendiri. Letak di bagian atas peta atau samping.
      b)      Legenda peta: penjelasan dari simbul simbul yang tercantum dalam peta
      c)      Skala: bagian yang menunjukan ukuran dalam lembar peta dengan medan sebenarnya. Skala ini ada dua jenis yaitu skala garis dan skala angka.
      d)     Garis koordinat: jaring-jaring dalam peta yang terdiri dari garis vertikal dan garis horisontal. Guna garis ini adalah untuk batas perhitungan koordinat. Koordinat peta dikenal ada dua jenis yaitu koordinat grid dan koordinat geografis. Koordinat geografis merupakan koordinat dari jarring-jaring bumi yang terdiri garis lintang untuk horizontal dan garis bujur untuk vertical. Sedangkan koordinat grid adalah jaring jaring koordinat lokal yang dipakai untuk acuan pengkoordinatan dalam peta, biasanya disebutkan dengan angka saja.
      e)      Nomor peta: sbg nomor registrasi dari badan pembuat peta. Letak sudut kanan atas.

Warna yang digunakan pada peta:

a. Hitam. Warna hitam mengindikasikan adanya fitur kultural seperti bangunan dan jalan, titik pemeriksaan elevasi dan beberapa hal.
b. Merah-Coklat. Warna merah dan coklat yang dikombinasikan ini mengidentifikasikan fitur kultural, fitur relief, titik elevasi yang belum di survey dan elevasi seperti garis kontur pada peta yang dapat dibaca pada cahaya merah(biasanya lambung pesawat).
c. Biru. Mengidentifikasikan fitur hidrographi seperti danau, rawa, sungai dan drainase.
d. Hijau. Mengidentifikasikan fitur vegetasi, seperti hutan, perkebunan, dan lain-lain.
e. Coklat. Mengidentifikasikan fitur relief dan elevasi, seperti kontur dan lain-lain.
f. Merah. Pada peta lama warna ini mengidentifikasikan fitur kultural, seperti daerah populasi, jalan utama dan batas wilayah.
g. Warna lain. Ada kalanya warna lain digunakan untuk menampilkan informasi spesial.

KOMPAS
            adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah petunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Adapun macam-macam kompas yaitu kompas bidik (terbagi manjadi kompas bidik lensa/kaca dan kompas bidik prisma), kompas datar dan kompas silva.
Setelah memahami peralatan navigasi barulah kita bisa mulai mempraktekkannya. Berikut adalah dasar-dasar teknik navigasi:
1.      Orientasi peta: menyamakan kedudukan peta dengan arah sebenarnya. Langkah-langkahnya:
a)Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok;
b) Letakkan peta pada bidang datar;
c) Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara  magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
d) Cari tanda-tanda medan yang
paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
e) Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan
yang khas dari setiap tanda medan
2.      Azimuth dan back azimuth. Azimuth adalah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam. Sedangkan back azimuth: besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara menghitungnya : bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth ditambah 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat atau 360 derajat
3.      Resection dan intersection. Resection adalah untuk menentukan posisi kita di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang di kenali. Untuk dapat melakukan tekhnik resection kita harus berada di tempat terbuka agar dapat membidik tanda medan. Dalam artian tidak ada penghalang antara tanda medan dengan diri kita.
Intersection adalah tehnik menentukan suatu point pada peta menggunakan dua atau lebih titik bidik yang diketahui.

Semoga bermanfaat J